Jual Madu Klanceng, Jual Koloni Klanceng, Jual Koloni Kelulut

Monday, May 13, 2019

Telur Calon Ratu Trigona Leviceps

Klanceng Prigen - Pagi kontrol beberapa stup klanceng saya dan menemukan beberapa stup yang bisa di pecah. setelah melakukan pengamatan ditemukan telur calon ratu.

Bentuk telur calon ratu ukurannya 3x lipat lebih besar dari telur pekerja atau pejantan. dengan adanya telur calon ratu memecah koloni bisa lebih tinggi tingkat keberhasilannya.


foto Telur Calon ratu Trigona Leviceps (lihat foto dibawah ini) yang saya kasih tanda panah.



Untuk cara split koloni trigona nanti akan kami vidiokan dan buat postingannya di tulisan saya selanjutnya.


Share:

Sunday, April 21, 2019

Trigona Leviceps - Klanceng Bandel yang tahan Banting

Klanceng Prigen, Trigona laeviceps ditemukan oleh Smith pada tahun 1857. Ketika ditemukan dari maple segitiga milik subgenus Tetragonula, itu adalah lebah berbentuk segitiga yang telah lama ditemukan dan berhasil dikenali di Bumi.

Jenis T. laeviceps juga ditemukan oleh Friese pada tahun 1908, tetapi dianggap sebagai spesies yang berbeda, yaitu Tetragonula leaviceps clypearis. Namun, T. laeviceps, yang menyebar di Pulau Jawa, dianggap sebagai T. Tetragonula laeviceps Smith 1857.



Trigona Bee ini adalah ukuran standar dan terletak di lapisan tengah Trigona Bee Kingdom. Bahkan tanpa data ilmiah tentang populasi, jenis laeviceps ini masih merupakan populasi besar di pulau Jawa.

Berdasarkan hasil pemantauan kami, T. Laeviceps adalah populasi terbesar di wilayah Pandeglang dan Lebak dan wilayah paling barat Jawa. Lebah non-Hedgehog jenis ini mudah ditemukan di daerah perumahan, daerah tumbuh, dan berbagai bagian kawasan hutan.

Trigona laeviceps adalah memiliki daya adaptasi yang sangat kuat dibandingkan dengan jenis lebah Trigona lainnya. Ia dapat hidup di daerah miskin pakan dan bahkan hidup dalam suhu ekstrem, seperti di perkotaan.

T. laeviceps mampu bertahan di berbagai media, termasuk media alami dan buatan manusia, yang tidak cocok untuk kehidupan koloni, seperti fondasi rumah, susun kayu, lipat tirai, tas tua, jaket lama dan konduktor limbah minyak. Lebih ekstrem, mereka juga ditemukan di koloni yang hidup di pipa air bekas.

Dalam pertempuran, laeviceps juga sangat berani. Pada beberapa kesempatan kita sering melihat lelaki yang keras kepala ini mengusir lebah-lebah lain dari bunga, meskipun lawan-lawannya jauh lebih besar daripada dirinya, seperti Apis dan kumbang. Keberanian inilah yang membuat koloni masih ada di dunia perlebahan.

Keuntungan ini mungkin menjadi pertimbangan penting dalam budidaya Trigona, yang sebenarnya menghasilkan tidak banyak madu dan serbuk sari, tetapi termasuk standar dibandingkan dengan jenis lainnya. Bagi kami, tipe ini adalah salah satu tipe yang diandalkan untuk komersialisasi lebah trigona.


Share:

Sunday, March 10, 2019

Pemangsa Lebah Klanceng / Trigona / Kelulut

Klanceng Prigen - Tak bisa dipungkiri dalam rantai makanan ada pemangsa dan adapula yang dimangsa, demikian pula dengan lebah klanceng / kelulut / trigona, memiliki pemangsa alami yang dapat menganggu kelangsungan hidup koloni.

Berikut ini beberapa daftar pemangsa lebah klanceng/ kelulut / trigona :

Laba - laba

Solusi :
usahakan membersihkan atau menghilangkan sarang laba -  laba di dekat area koloni klanceng / kelulut / tigona anda untuk mengurangi jumlah kelulut yang terperangkap di jaring laba-laba

Capung
Solusi : belum ditemukan cara yang efektif 

Burung Seriti / Wallet
Solusi : belum ditemukan cara yang efektif 

Cicak

Solusi :
memberikan Lackban atau double tepe berdaya ekat tinggi di bagian atas dan bawah log atau kotak hive agar cicak yang menuju pintu keluar masuk sarang terperangkap.
tidak disarankan memakai LEM tikus karena pada sebagian kasus ditemukan lebah trigona menganggap lem tikus sebagai propolis dan memungutinya untuk dimasukkan kesarang.


Kumbang 
Solusi : belum ditemukan cara yang efektif 
Share:

Thursday, February 28, 2019

Teknik Budidaya Trigona / Klanceng

Klanceng Prigen - Budidaya Trigona sp Teknik budidaya lebah madu trigona sangat mudah. Peralatan yang harus disiapkan dalam membudidayakan trigona adalah sarang (stup), tali tambang, pisau kikis, mangkuk, saringan dan tempat hasil perasan madu.

Dengan membudidayakan trigona / klanceng  akan mendapat manfaat antara lain :

  1. Manfaat ekologis : proses penyerbukan oleh lebah dalam keterkaitan pakan, 
  2. Manfaat ekonomi : produk – produk yang dihasilkan trigona berupa madu, propolis, bee pollen dll,
  3. Manfaat sosial : sebagai sumber penghasilan, membuka peluang usaha bagi masyarakat, obyek penelitian dan sebagai potensi daerah. 


Trigona sp merupakan salah satu jenis dari genus Meliponini yaitu jenis lebah madu yang tidak bersengat (stingless bee) Trigona mengandalkan propolis untuk melindungi sarang dari serangan predator dan untuk mempertahankan kestabilan suhu di dalam sarang. dalam pembuatan stup dibutuhkan papan kayu dengan ketebalan kayu ± 2 cm dan paku. Pembuatan stup lebah madu Trigona sp menggunakan kayu dengan ketebalan ± 2 cm karena untuk menjaga kelembaban dan stabilitas sarang (Hermawan, 2007).

Jika kayu yang digunakan ketebalannya kurang dari 2 cm, kebanyakan koloni trigona akan pergi meninggalkan sarangnya. Stup dibuat dan didiamkan selama 3 hari, agar kondisi suhu dan kelembaban di dalam stup menjadi stabil. Setelah 3 hari, stup siap digunakan Stup diletakkan dengan 2 cara yaitu digantung dan diletakkan di rak penyimpanan. Digantung di lokasi yang teduh, tidak terkena sinar matahari langsung dan tidak terkena hujan.

Beberapa pembudidaya meletakkan stup dengan digantung di pohon besar dengan alasan menciptakan suasana sarang yang sama dengan sarang aslinya. Tempat lain untuk menggantung stup yaitu disekitar pinggiran rumah dan pohon – pohon yang tumbuh di halaman rumah. Untuk rak penyimpanan stup bisa diletakkan di kebun dan halaman rumah.

Di alam, Trigona bersarang di pohon lapuk dan di ruas pohon bambu. Pohon bambu diambil 2 (dua) ruas yang menjadi tempat bersarang Trigona, koloni menggunakan sarang di ruas bambu bagian atas untuk meletakkan telur dan berkumpulnya koloni, sedangkan di bagian bawah digunakan sebagai penyimpan madu dan bee polen.


Share:

Sunday, February 24, 2019

Kandungan Madu Lebah Klanceng oleh dr. Aloisia Permata Sari

Klanceng Prigen - Madu klanceng adalah madu yang dihasilkan oleh lebah klanceng (Trigona sp) yang memiliki rasa yang agak masam jika dibandingkan dengan madu lainnya. Madu ini memiliki konsistensi yang lebih encer. Madu klanceng diklaim memiliki manfaat kesehatan yang lebih banyak dibandingkan dengan madu lainnya. Namun, klaim ini belum didukung oleh penelitian medis. Dengan demikian, belum dapat dipastikan mengenai manfaat yang lebih besar yang bisa didapat dari konsumsi madu ini. Walupun demikian, secara umum, seperti madu lainnya, madu memiliki sejumlah manfaat kesehatan karena madu mengandung antioksidan, flavonoid, vitamin E, vitamin C, fenolat, asam amino, zinc, zat besi, air, dan gula. Berikut ini adalah beberapa kegunaan madu:



  1. meredakan batuk
  2. membantu penyembuhan luka (seperti luka bakar, luka lecet, luka borok, luka paska operasi)
  3. menurunkan kadar gula darah, kadar kolesterol, dan berat badan pada penderita diabetes
  4. mengurangi keparahan sariawan
  5. Madu juga dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi alergi, menignkatkan kesuburan, meringankan gejala asma, mengatasi kekurangan gizi, mengtaasi kulit gatal. Namun, manfaat-manfaat tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut.


Anda dapat mengkonsumsi madu agar dapat merasakan manfaat kesehatannya. Pastikan Anda mengkonsumsi madu yang terdaftar di BPOM. Jangan lupa untuk memperhatikan tanggal kadaluarsa produk madu yang Anda gunakan. Jangan berikan madu pada anak di bawah usia 1 tahun karena risiko botulisme.

Semoga informasi ini membantu Anda.

By: dr. Aloisia Permata Sari

sumber : https://www.alodokter.com/komunitas/topic/perbedaan-madu-klanceng-dengan-madu-biasa
Share:

Wednesday, February 20, 2019

Mengenal Lebah Madu Klanceng Trigona

Klanceng Prigen - Lebah tak bersengat (Stingless bee) merupakan salah satu marga lebah sosial yang termasuk suku Apidae. Di Indonesia lebah tak bersengat dikenal dengan beberapa nama tergantung daerahnya, antara lain Teuwel (Jawa Barat) dan Klanceng (Jawa Tengah dan Jawa Timur). Sementara itu di Sumatra Barat, kelompok lebah ini disebut dengan Galo-galo.
Penyebaran lebah tak bersengat terdapat di daerah tropik dan subtropik atau wilayah yang dilalui garis khatulistiwa (Hubbel & Johnson 1977, Free1993 dalam Yulianto, 2013). Di Indonesia sendiri, penyebaran trigona sangat beraneka ragam, Sumatra ada sekitar 31 jenis, Kalimantan ada 40 jenis, Jawa 14 jenis, dan Sulawesi ada 3 jenis (Guntoro, 2013). Beberapa jenis diantaranya adalah T. Minangkabau dan T. fimbriata (Sumatra), T. apicalis dan T. incisa (Kalimantan), T. terminata dan T. incise (Sulawesi), T. laeviceps dan T. moorei (Jawa), sedangkan di Nusa Tenggara Barat teridentifikasi 2 jenis yaitu Trigona clypearis dan Trigona sapiens (BPTHHBK, 2012).





Salah satu jenis lebah tak bersengat yang umum dan dapat dijumpai diseluruh pelosok Indonesia adalah Trigona laeviceps. Ciri cirinya adalah tubuh berukuran kecil, ramping, panjangnya 2,5 mm – 3,25 mm. Tubuh berwarna coklat kehitaman, permukaan ventral abdomen memiliki bulu – bulu berwarna keputihan. Bagian vertek, mesonotum serta scutellum berbulu – bulu berwarna hitam, terutama di pinggir bagian belakang scutellum. Tarsusnya berbulu warna pucat, tetapi permukaan basitarsi bagian belakang berwarna kehitaman (Schwarz, 1937 dalam Yulianto, 2013).
Lebah klanceng (Trigona sp) di alam membentuk koloni di dalam lubang pohon, rongga kayu dan lubang bambu. Lubang pohon dan rongga kayu memiliki bentuk yang hampir sama, dibandingkan dengan lubang bambu yang memiliki permukaan tidak rata. Lubang bambu memiliki permukaan yang lebih halus didalamnya dan pintu keluar sangat kecil untuk menjaga agar kenyamanan dalam sangkar tetap stabil. Lebah klanceng menyukai sangkar yang kondisi didalamnya stabil dan jauh dari predator yang mengganggu kenyamanan lebah. Peternak lebah klanceng dalam mengambil hasil produksinya harus membuka bentuk sangkar lebah terlebih dahulu, sehingga banyak klanceng yang pindah koloninya karena sangkamya dibuka (Anonimous, 2006).

Stup merupakan tempat anggota koloni berkumpul dan melakukan aktivitas, dari berbagai jenis dan umur lebah klanceng. Aktivitas lebah klanceng dipengaruhi salah satunya ketersediaan pakan. Saat sumber pakan melimpah frekuensi aktivitas keluar masuk lebah klanceng pada stup akan meningkat. Lebah pekerja dalam mencari pakan berupa nektar dan tepung sari untuk memberi pakan pada koloninya untuk menghasilkan madu dan untuk membentuk sarang.
Share:
Powered by Blogger.

Visitor

Flag Counter